KABAR JAWA – Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jawa memiliki banyak aturan tidak tertulis yang berhubungan dengan tata krama. Salah satunya adalah kebiasaan mendahulukan tangan kanan.
Sikap ini sudah menjadi bagian dari etika Jawa yang diwariskan turun-temurun. Bagi sebagian orang, aturan ini terlihat sederhana, namun di baliknya tersimpan makna yang sangat mendalam.
Penggunaan tangan kanan bukan sekadar persoalan teknis, melainkan simbol penghormatan dan kesopanan.
Hal seperti ini begitu kuat melekat dalam budaya Jawa, bahkan hingga kini tetap diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini.
Tangan Kanan sebagai Lambang Kebaikan
Dalam budaya Jawa, tangan kanan sering dikaitkan dengan hal-hal yang baik, jujur, dan positif. Memberi atau menerima sesuatu dengan tangan kanan adalah bentuk penghormatan kepada orang lain.
Ketika seseorang menyodorkan barang dengan tangan kanan, ia sedang menunjukkan sikap tulus, tidak memiliki niat buruk, sekaligus menghargai penerima.
Penggunaan tangan kanan juga dianggap sebagai cermin kebersihan hati. Sebaliknya, tangan kiri sering diasosiasikan dengan sesuatu yang kurang pantas, sehingga penggunaannya dalam situasi formal atau saat berinteraksi dengan orang lain bisa dianggap tidak sopan.
Kesopanan dalam Unggah-Ungguh Jawa
Etika Jawa yang disebut unggah-ungguh mengajarkan bagaimana seseorang harus bersikap sesuai dengan situasi dan lawan bicaranya.
Tangan kanan menjadi bagian penting dalam aturan ini. Misalnya, ketika menyapa orang yang lebih tua, saat menunjuk sesuatu, atau ketika makan bersama, tangan kanan selalu menjadi pilihan utama.
Berdasarkan laman resmi IAIN Surakarta, diketahui bahwa masyarakat Jawa sangat menjunjung tinggi tata krama dalam kehidupan sosial.
Adapun contoh kecil yang sering ditemui adalah penggunaan ibu jari kanan ketika menunjukkan arah atau menunjuk tempat. Hal ini terlihat sepele, tetapi sebenarnya mencerminkan penghormatan dan sopan santun.
Selain itu, ketika melewati rumah orang lain atau bertemu di jalan, masyarakat Jawa memiliki tradisi aruh-aruh atau bertegur sapa.
Sikap ini biasanya juga diiringi dengan gestur yang menekankan penggunaan tangan kanan, misalnya dengan mengangkat tangan kanan sebagai bentuk sapaan yang ramah.
Simbol Keselarasan Sosial
Penggunaan tangan kanan dalam etika Jawa bukan hanya tentang sopan santun secara individual, tetapi juga berhubungan dengan keselarasan sosial.
Dengan menjaga sikap ini, masyarakat dapat hidup rukun, saling menghargai, dan meminimalkan potensi konflik.
Orang tua maupun guru di Jawa sering kali menekankan kepada anak-anak untuk selalu menggunakan tangan kanan.
Arahan ini bukan semata kebiasaan praktis, melainkan penanaman nilai sejak dini bahwa tangan kanan adalah lambang kebaikan dan kesopanan.
Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari
Banyak contoh sederhana yang memperlihatkan peran tangan kanan dalam budaya Jawa. Memberikan hadiah kepada seseorang dengan tangan kanan dianggap sebagai tanda hormat.
Demikian juga saat menerima makanan atau uang, menggunakan tangan kanan menjadi bentuk kesopanan.
Saat makan, tangan kanan menjadi simbol kendali diri. Bahkan dalam acara resmi maupun kegiatan keagamaan, penggunaan tangan kanan adalah keharusan.
Hal ini menunjukkan bahwa norma budaya dan spiritualitas saling bertemu dalam satu praktik sederhana.
Tetap Bertahan sampai Sekarang
Di tengah modernisasi dan perubahan zaman, filosofi tangan kanan dalam budaya Jawa masih terus dijaga.
Banyak orang Jawa percaya bahwa menjaga etika dalam hal sekecil apapun, termasuk dalam penggunaan tangan kanan, adalah bentuk menghormati diri sendiri sekaligus orang lain.
Dengan demikian, tangan kanan bukan hanya alat fisik untuk beraktivitas, melainkan cermin nilai-nilai luhur.
Hal ini menjadi wujud nyata dari ajaran unggah-ungguh, yang menekankan kesopanan, penghormatan, dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Simpan Arti Mendalam
Jadi kesimpulannya, arti tangan kanan dalam etika Jawa menunjukkan betapa budaya Jawa kaya akan filosofi yang sarat makna.
Menggunakan tangan kanan ketika memberi, menerima, atau berinteraksi, tidak hanya sekadar aturan praktis, tetapi juga sebuah cara menjaga keselarasan sosial.
Hingga hari ini, nilai itu tetap hidup dan diajarkan, menjadi bagian dari identitas masyarakat Jawa, tak terkecuali di Yogyakarta.
Tradisi tersebut adalah bukti nyata bahwa kesopanan tidak pernah lekang oleh waktu, dan tangan kanan tetap menjadi simbol kehormatan yang masih dijaga dengan penuh kebanggaan.***
News
Berita
News Flash
Blog
Technology
Sports
Sport
Football
Tips
Finance
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Kekinian
News
Berita Terkini
Olahraga
Pasang Internet Myrepublic
Jasa Import China
Jasa Import Door to Door
Download Film
A gaming center is a dedicated space where people come together to play video games, whether on PCs, consoles, or arcade machines. These centers can offer a range of services, from casual gaming sessions to competitive tournaments.