Inilah Arti Quiet Covering, Istilah Viral Soal Sikap Pegawai Gen Z di Dunia Kerja

Belakangan ini Quiet Covering menjadi istilah yang ramai dibahas, berikut artinya, foto ilustrasi (Pexels// fauxels)

KabarJawa.com – Belakangan ini, istilah quiet covering ramai diperbincangkan, tak terkecuali di media sosial. Banyak orang yang penasaran, sebenarnya apa arti dari istilah ini dan mengapa fenomena tersebut begitu lekat dengan generasi muda, khususnya pegawai Gen Z di dunia kerja.

Sekilas, quiet covering tampak sederhana, hanya tentang bagaimana seseorang menutupi sisi tertentu dari dirinya.

Namun, jika ditelusuri lebih dalam, praktik ini ternyata memiliki dampak yang besar, baik terhadap kesehatan mental maupun kualitas hubungan sosial seseorang.

Apa Itu Quiet Covering?

Quiet covering adalah perilaku ketika seseorang memilih untuk menyembunyikan identitas, kebiasaan, atau ciri khas dirinya agar terlihat sama dengan mayoritas.

Melansir dari berbagai sumber, diketaui bahwa umumnya perilaku ini dilakukan secara halus, tidak kentara, dan sering kali tanpa disadari.

Contohnya, seorang pegawai yang tidak berani bercerita soal latar belakang keluarganya karena takut dipandang berbeda, atau karyawan yang sengaja mengubah logat bicaranya agar terdengar lebih profesional.

Fenomena inipun pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Kenji Yoshino, seorang ahli hukum asal Amerika Serikat. Dijelaskan bahwa banyak orang secara sadar menyesuaikan diri dengan norma dominan agar bisa diterima di lingkungannya.

Dalam konteks dunia kerja, survei terbaru menunjukkan angka yang mencengangkan, yaitu sekitar 97 persen karyawan pernah melakukan quiet covering setidaknya sekali, dan 67 persen di antaranya melakukannya secara rutin.

Contoh Quiet Covering dalam Kehidupan Sehari-hari

Agar lebih mudah memahaminya, berikut beberapa contoh nyata dari praktik quiet covering:

  • Menyembunyikan hobi atau minat yang dianggap tidak umum oleh rekan kerja.
  • Mengurangi gaya berpakaian yang mencolok agar terlihat lebih sesuai dengan lingkungan kantor.
  • Karyawan yang menekan aksen khas daerahnya supaya terdengar lebih formal.
  • Pegawai dengan kepribadian introvert yang pura-pura selalu ceria demi dianggap ramah.

Dari berbagai contoh tersebut terlihat bahwa banyak orang menutupi sisi pribadinya bukan tanpa alasan, melainkan sebagai bentuk perlindungan diri dari stereotip, diskriminasi, atau penilaian negatif.

Mengapa Quiet Covering Bisa Terjadi?

Ada sejumlah alasan mengapa praktik ini begitu sering terjadi, khususnya di kalangan generasi muda yang sedang beradaptasi dengan dunia kerja. Berikut beberapa diantaranya:

  • Ingin diterima di Lingkungan Kerja: Setiap orang memiliki kebutuhan dasar untuk menjadi bagian dari kelompok.
  • Takut Mendapatkan Stigma: Perbedaan sering kali memunculkan penilaian yang tidak adil.
  • Menjaga Citra Profesional: Beberapa karyawan memilih menutupi jati dirinya demi terlihat lebih kredibel di mata atasan maupun rekan kerja.

Dampak Quiet Covering terhadap Karyawan

Sekilas, menutupi sebagian diri mungkin terasa wajar, tetapi jika dilakukan terus-menerus justru bisa beragam masalah, seperti:

  • Kesehatan mental terganggu karena harus terus menekan sisi asli diri.
  • Keaslian diri hilang, membuat individu merasa tidak dihargai apa adanya.
  • Produktivitas menurun karena energi habis untuk berpura-pura.
  • Hubungan sosial menjadi dangkal sebab interaksi tidak dibangun atas dasar kejujuran.

Cara Mengatasi Quiet Covering

Agar tidak terjebak terlalu dalam dengan sikap tersebut, maka banyak hal yang bisa diupayakan, antara lain:

  • Mengenali Identitas Diri: Menyadari bahwa perbedaan adalah hal wajar dan justru memperkaya lingkungan kerja.
  • Membangun Suasana Inklusif: Mencoba untuk mulai menerima keberagaman di tempat kerja.
  • Berani Mengkomunikasikan Batasan Pribadi: Menunjukkan siapa diri kita dengan cara yang sehat.
  • Mendukung Orang Lain agar Tampil Apa Adanya: Membuka sikap saling menghargai supaya kebutuhan untuk menutupi identitas diri dapat diminimalisir.

Sering Muncul di Kalangan Gen Z

Jadi kesimpulannya, Quiet covering adalah fenomena sosial dimana seorang pegawai menyembunyikan identitas, kebiasaan dan ciri khas dia di tempat kerja. Fenomena ini semakin sering muncul, terutama di kalangan pekerja Gen Z.

Terlepas dari dampak yang bisa ditimbulkan jika dilakukan secara terus-menerus, sikap seperti ini sejatinya dimaksudkan demi menjaga keharmonisan di lingkungan kerja.***

News
Berita
News Flash
Blog
Technology
Sports
Sport
Football
Tips
Finance
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Kekinian
News
Berita Terkini
Olahraga
Pasang Internet Myrepublic
Jasa Import China
Jasa Import Door to Door

Download Film

A gaming center is a dedicated space where people come together to play video games, whether on PCs, consoles, or arcade machines. These centers can offer a range of services, from casual gaming sessions to competitive tournaments.

More From Author

Install Seafile Cloud Storage di NAT VPS

Cara Install Memos di NAT VPS