KABARJAWA – Malam itu, Pantai Ngandong masih menyisakan aroma asin dan serpihan ombak setelah dihantam gelombang tinggi beberapa hari terakhir. Namun, di balik kepanikan alam itu, harapan kecil justru menetas di balik pasir yang basah.
Sebanyak 63 tukik penyu lekang berhasil menetas secara alami pada Selasa malam, 5 Agustus 2025, di garis pantai Kalurahan Sidoarjo, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul.
Warga setempat yang masih bersiaga akibat dampak ombak tinggi, tak menyangka menemukan kehidupan baru dari balik pasir yang selama ini mereka jaga.
Tukik-tukik mungil itu menggeliat dari dalam sarangnya, berjuang mencapai permukaan dengan insting alami yang kuat untuk segera menyapa samudra.
Pelepasliaran Tukik Dilakukan di Dua Lokasi
Pada Rabu pagi (6/8/2025), Kabid Perikanan Tangkap DKP Gunungkidul, Wahid Supriyadi, bersama timnya mengoordinasikan aksi pelepasliaran 63 tukik ke laut.
Mereka membagi lokasi pelepasan menjadi dua titik. Sebanyak 51 tukik langsung dilepas ke laut lepas di Pantai Ngandong, sementara 12 tukik lainnya dibawa menuju Pantai Porok untuk dilepasliarkan di sana.
“Kalau dilihat dari morfologinya, semua tukik ini merupakan jenis Penyu Lekang. Jenis ini sering kami temukan bertelur di sepanjang pantai selatan Gunungkidul,” ujar Wahid Supriyadi.
Ia menegaskan bahwa pelepasliaran ini menjadi bagian penting dari siklus pelestarian penyu. Penyu dikenal sebagai hewan laut migran, yang akan kembali ke tempat asal mereka menetas setelah 10 hingga 20 tahun, hanya untuk bertelur di lokasi yang sama.
“Penyu punya ingatan kuat. Kalau kita lepas di pantai ini, besar kemungkinan 10 tahun mendatang mereka akan kembali ke tempat yang sama untuk bertelur. Itulah sebabnya menjaga habitat peneluran menjadi tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Wahid pun menyebutkan bahwa hingga saat ini, sedikitnya 12 pantai di Gunungkidul sudah menjadi lokasi pendaratan penyu bertelur.
Pantai-pantai tersebut meliputi Pantai Wediombo, Kayu Arum, Porok, Sanglen, Ngrumput, Watunene, Sruni, Jungwok, Greweng, Sedahan, Dadapan, hingga Ngrokoh.
Sinyal Positif dari Alam Gunungkidul
“Fakta bahwa penyu masih mau bertelur di pantai-pantai ini menandakan bahwa ekosistem laut Gunungkidul masih sangat baik dan mendukung kehidupan penyu. Ini sinyal positif bahwa alam masih bisa bersahabat selama kita juga menjaga keseimbangan,” lanjutnya.
Di sisi lain, Dinas Kelautan DIY turut menyambut baik kabar menggembirakan ini. Veronica Vony Rorong, Kabid Kelautan Pesisir dan Pengawasan DKP DIY, menyebut penemuan tukik dan telur penyu ini sebagai peristiwa luar biasa dan menggembirakan.
“Setiap telur yang menetas adalah simbol harapan. Ini menunjukkan bahwa populasi penyu di DIY mengalami peningkatan. Kami sangat berharap masyarakat ikut berperan menjaga agar habitat penyu tidak punah,” ucapnya.
Veronica juga menegaskan pentingnya nilai konservasi dalam menghadapi fenomena ini. Ia mengajak masyarakat untuk melaporkan setiap temuan sarang telur penyu kepada pihak berwenang, bukan merusaknya atau mengambilnya.
“Jika masyarakat menemukan telur penyu, jangan sekali-kali merusaknya. Laporkan. Biarkan alam bekerja, dan biarkan kami menjaga. Kita perlu jaga generasi tukik agar bisa kembali menghuni lautan luas suatu saat nanti,” pungkasnya.
Game News
Berita Olahraga
News
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Teknologi
Seputar Teknologi
Drama Korea
Resep Masakan
Pendidikan
Berita Terbaru
Berita Terbaru
Download Film
A gaming center is a dedicated space where people come together to play video games, whether on PCs, consoles, or arcade machines. These centers can offer a range of services, from casual gaming sessions to competitive tournaments.